Tradisi Haul Dan Wisata Religi Syekh Maulana Maghribi Wonobdro Blado

 

essai mahasiswa UIN Pekalongan


Penulis : Irma Sari
Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

A. Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang memiliki ragam budaya maupun tradisi yang telah diwariskan oleh para pendahulu atau nenek  moyang  secara  turun  temurun  baik  berupa  simbol,  prinsip,  material,  benda maupun  kebijakan.  Meski demikian tradisi  yang  telah  diwariskan  tersebut  bisa saja berubah bahkan hilang atau tetap bertahan karena dianggap masih sesuai dan relevan dengan situasi, kondisi seiring perubahan jaman.    
Ada salah satu tradisi umat Islam di Indonesia khususnya yaitu Haul. Di Kabupaten Batang Wonobodro Blado Jawa tradisi ini rutin dilakukan tiap tahun, di  makam syekh Maulana Maghribi yang juga menjadi wisata religi.  Tradisi ini patut dipertahankan dan dilestarikan karena didalamnya terdapat banyak nilai-nilai ajaran islam.

Alasan saya meneliti dan menulis tradisi ini karena banyak sejarah dan nilai ajaran islam yang sangat kental. Adapun metode dalam penelitiannya yaitu melalui metode observasi langsung kelapangan dan wawancara terhadap sejumlah tokoh yang memiliki peran penting dalam tradisi tersebut. 

B. Pembahasan

Desa Wonobodro Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah merupakan daerah dataran tinggi perbukitan dan memiliki udara yang sejuk. Saya bertemu dengan bapak Kader dan bapak Kasdu’i pengurus makam dan tradisi haul tahunan di Wonobodro. Dituturkan, bahwa tradisi ini sudah berlangsung sekitar 50 tahunan.

Haul syekh Maulana Maghribi di Wonobodro ini dilaksanakan setiap tanggal 13 Muharam. Namun demikian dari 1 Muharam peziarah sudah memadati makam syekh Maulana Maghribi dan puncaknya 13 Muharam tanggal dilaksanakannya haul. 

Para pengunjung berkeyakian bahwa berdoa dengan bertawasul dengan syekh dikompleks makam dapat mengabulkan keinginan kita. Dan hal itulah yang menjadi salah satu karomah yang banyak diyakini oleh penduduk setempat maupun peziarah. 
Penduduk setempat sudah banyak merasakan langsung karomah tersebut, contoh kecilnya yaitu pedagang yang berjualan diacara tradisi haul syekh maulana maghribi tersebut.

Tradisi ini dilakukan dengan gotong royong antar masyarakat Wonobodro dan pemerintah desa, masyarakat juga membuat kepengurusan yang dimana dinamakan anggota pertikan dan didalam acara ini warga setempat juga dimintai iuran untuk acara tahunan tersebut oleh panitia kepengurusan. 

Dan didalam kepengurusan dibagi juga tugas-tugas dari setiap orangnya, ada yang bertugas menjaga masjid, menjaga area makam, manjaga kantor sekretariatan dan juga ada yang bertugas masak-masak.

Didalam tradisi ini terdapat banyak nilai-nilai yang pastinya nilai yang sangat positif  dan tradisi ini sangat berkaitan dengan adanya moderasi beragama, adapun nilai-nilai yang ada ditradisi ini yaitu antara lain 

1.Menggali sejarah kepahlawanan

2.Melestarikan budaya

3.Meneguhkan iman, mensucikan diri, menambah keimanan dan meminta rahmat dari Allah melalui orang-orang yang berjasa dalam menyebarkan ajaran agama islam

4.Adanya sikap tolong menolong

5.Adanya sikap gotong royong 

6.Membangun kerukunan masyarakat

7.Menjaga warisan tradisi terdahulu

Itulah beberapa nilai yang ada pada tradisi haul dan wisata religi syekh Maulana Maghribi yang berada di Wonobodro.

C.Kesimpulan

Tradisi yang sudah ada sejak dahulu, salah satunya tradisi haul syekh maulana maghribi merupakan tradisi yang dimana dilakukan untuk mengenang jasa-jasa para auliya dalam menyebarkan ajaran agam islam. Dan tradisi tahunan ini juga sebagai bentuk kita mensucikan dan menambah keimanan kita bahkan meminta rahmat dari Allah Swt lewat para ulama yang ada di Wonobodro.

Tradisi ini juga memberikan peluang untuk mencari rezeki bagi para pedangan ataupun bagi para penduduk warga Wonobodro. Tradisi in juga mengandung nilai-nilai positif yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti saling gotong royong,manjalin kerukunan dan juga selalu ingat kepada Allah Swt leewat mengaji dan berdoa kepadanya. Tradisi seperti inilah yang harus selalu dilestarikan dan yang selalu dijaga.

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke Pekalongan Media.com, kantor berita Pekalongan. Silahkan tinggalkan komentar anda terkait artikel maupun berita yang baru saja dibaca. Redaksi kami menerima kiriman berita, artikel atau informasi lainnya. Silahkan hubungi kontak kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

iklan pekalongan media