Motif Batik Pekalongan yang Cocok untuk Pernikahan dan Syukuran, Ini Makna Filosofinya

Motif Batik Pekalongan yang Cocok untuk Pernikahan dan Syukuran

Pekalongan Media – Batik bukan sekadar busana, melainkan warisan budaya yang menyimpan makna filosofis. Di Pekalongan, batik telah menjadi bagian dari identitas masyarakat, terutama dalam momen-momen penting seperti pernikahan, khitanan, syukuran rumah, hingga peringatan adat keluarga.

Sebagai kota batik pesisir, Pekalongan dikenal dengan corak yang warna-warni, dinamis, dan penuh kebebasan artistik. Banyak motif khas Pekalongan yang secara turun-temurun dipilih untuk dikenakan dalam acara hajatan karena mengandung doa, harapan, dan pesan simbolis.

“Kalau Solo dan Jogja lebih banyak batik keraton, Pekalongan itu batik pesisir. Warnanya lebih berani, motifnya fleksibel, tapi tetap sarat makna. Itu yang bikin batik Pekalongan cocok untuk hajatan rakyat,” ujar Muhammad Rofiq, pemerhati batik dan pelaku UMKM batik di Buaran.
batik jlamprang pekalongan

1. Jlamprang: Simbol Spiritualitas & Harmoni

Motif Jlamprang merupakan salah satu yang tertua dan paling identik dengan Pekalongan. Terinspirasi dari unsur geometris dan budaya Timur Tengah, motif ini sering dipakai saat acara tasyakuran, pengajian, atau midodareni.

Maknanya: keseimbangan, kesucian niat, dan ikatan spiritual antar keluarga.

2. Buketan: Harapan Cinta yang Mekar

Motif ini menggambarkan bunga yang dirangkai menyerupai buket. Sangat populer untuk kebaya atau jarik pengantin wanita, karena menyimbolkan keindahan cinta dan harapan agar rumah tangga selalu segar dan tumbuh.

3. Pisan Bali: Manisnya Kehidupan Bersama

Motif Pisan Bali memiliki bentuk menyerupai buah pisang bali yang disusun artistik. Dalam tradisi lokal, motif ini sering dipilih untuk acara lamaran atau seserahan.

Maknanya: kemakmuran, keberkahan, dan rezeki yang terus mengalir.

4. Terang Bulan: Cahaya dalam Rumah Tangga

Motif ini menampilkan bentuk bulan yang bersinar di tengah corak awan atau tumbuhan. Kain ini banyak dikenakan saat resepsi malam hari atau syukuran kelahiran.

Maknanya: rumah tangga yang terang, harmonis, tidak gelap gulita.

5. Tujuh Rupa: Keragaman yang Menyatu

Motif Tujuh Rupa merupakan kebanggaan batik pesisir, dengan campuran berbagai bentuk flora dan fauna. Dipakai untuk syukuran, pesta keluarga, hingga acara keagamaan.

Maknanya: persatuan dalam perbedaan, cocok untuk pernikahan beda latar.

6. Kembang Turi: Simbol Pengorbanan dan Kasih Sayang

Motif bunga turi yang sederhana justru penuh makna. Sering digunakan oleh orang tua mempelai, karena menggambarkan pengorbanan dan kasih sayang tanpa pamrih.

“Saya pribadi sering rekomendasikan Kembang Turi untuk orang tua pengantin. Itu halus, tapi maknanya dalam banget. Seperti doa diam-diam dari orang tua,” ujar Anik Listyawati, perajin batik dari Tirto.

Batik sebagai Doa yang Terbungkus Indah

Di Pekalongan, pemilihan motif batik bukan hanya soal estetik. Masyarakat percaya bahwa setiap motif adalah doa yang ditenun dalam warna dan garis. Itulah sebabnya, banyak keluarga masih menjaga tradisi memilih batik sesuai momen dan maknanya.

Dengan berbagai inovasi desain dan warna, batik Pekalongan kini hadir dalam bentuk jarik, dress, hingga kemeja modern, namun nilai filosofisnya tetap dipertahankan.

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke Pekalongan Media.com, kantor berita Pekalongan. Silahkan tinggalkan komentar anda terkait artikel maupun berita yang baru saja dibaca. Redaksi kami menerima kiriman berita, artikel atau informasi lainnya. Silahkan hubungi kontak kami

Iklan Atas Artikel

yamaha

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

iklan pekalongan media