Wayang Kulit Legenonan Menjadi Media Penyebaran Agama Islam di Jawa


Penulis :  Imroatul Karimah
Mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan


Pekalongan Media.comIndonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi, suku, adat istiadat, dan budaya. Salah satu tradisi yang ada di indonesia adalah tradisi sedekah bumi atau legenonan. Sedekah bumi atau legenonan ini dipercaya berawal dari penyebaran Islam di tanah Jawa oleh Sunan Kalijaga menggunakan media wayang kulit. legenonan atau sedekah bumi ini biasanya dilaksanakan dengan melaksanakan pergelaran wayang kulit. 

Makna dari sedekah bumi atau legenonan ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur terutama pada sektor pertanian. Seperti yang di lakukan oleh salah satu desa di Pekalongan tepatnya didesa Sumurjomlangbogo kecamatan Bojong, tepatnya berada di sebelah utara kabupaten Pekalongan terdapat tradisi perayaan wayang kulit legenonan sebagai bentuk pelestarian tradisi.

Masyarakat desa Sumurjomlangbogo melaksanakan tradisi wayang kulit legenonan setiap 2 tahun sekali yaitu pada bulan Dzulkaidah pada tahun ini di laksanakan pada tanggal 7 Dzulkaidah 1444H atau 27 Mei 2023 perayaan wayang kulit di desa Sumurjomlangbogo ini sudah ada sejak 1990 namun sempat berhenti kurang lebih 3 tahun karena pandemi Covid. 

Pada sore hari masyarakat akan membuat tumpengan secara perkelompok pada setiap RT lalu baru pada malam harinya pergelaran wayang kulit di laksanakan hingga larut malam, selain itu juga di laksanakan pembagian Dorpraz. Tujuan di adakannya tradisi wayang kulit legenonan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur desa sumurjomlangbogo terhadap hasil panen, kegotongroyongan dan kebersamaan masyarakat serta sebagai bentuk pelestarian tradisi. 


Terdapat 3 aliran yang di anut oleh masyarakat desa Sumurjomlangbogo yaitu NU, LDII dan Muhammadiyah. Dengan adanya pergelaran wayang kulit selain melestarikan budaya juga sebagai bentuk toleransi antar masyarakat desa, seperti halnya yang di lakukan oleh Sunan kalijaga yang menggunakan wayang sebagai media dakwahnya. 

Sunan kalijaga yang sanggat moderat dan toleran antar sesama terbukti dengan beliau menyebarkan islam dengan tampil menjadi dalang dalam pergelaran wayang kulit. Sunan kalijaga dalam Pertunjukannya tidak terbatas pada bangsawan atau elit agama tetapi dapat ditonton oleh orang-orang dari semua lapisan masyarakat, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk memahami dan mempelajari prinsip-prinsip Islam. 

Sunan Kalijaga menerima dan mengajarkan Islam kepada semua orang tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka. Sunan Kalijaga mengajarkan pentingnya saling menghormati dan bekerja sama dengan umat beragama lain untuk membangun masyarakat yang damai dan harmonis
Oleh karena itu di di adakanya pergelaran wayang ini dapat mewujudkan sikap toleransi antar masyarakat Sumurjomlangbogo seperti halnya yang di lakukan oleh Sunan Kalijaga. 

Meski terdapat perbedaan aliran, bukan berarti harus saling tidak peduli atapun menghakimi, namun dengan adanya perbedaan, kita bisa saling menghormati dan menghargai antar sesama, hal ini yang terus di upayakan oleh pemerintah desa Sumurjomlangbogo agar masyarakat desa saling tolong menolong dan gotongroyong di tengah perbedaan yang ada. 

Selain itu di adakannya pergelaran wayang kulit ini sebagai upaya memupuk cinta budaya dan tanah air kepada masyarakat desa, terutama pada generasi muda sebagai penerus kebudayaan dan tradisi bangsa indonesia.  

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke Pekalongan Media.com, kantor berita Pekalongan. Silahkan tinggalkan komentar anda terkait artikel maupun berita yang baru saja dibaca. Redaksi kami menerima kiriman berita, artikel atau informasi lainnya. Silahkan hubungi kontak kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

iklan pekalongan media