Babalu, Tarian Khas Batang Bentuk Perlawanan Terhadap Penjajahan, Sayang Tak Banyak yang Mengenal


Penulis : Muh. Iqbal Maulana 
Program Pendidkkan Agama Islam
Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan
UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan


Pekalongan Media.com - Batang, merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, letaknya di sebelah barat kabupatan Kendal dan sebelah timur Kabupaten Pekalongan. Banyak peninggalan budaya di kota dengan julukan Batang Berkembang ini seperti jejak sejarah Wangsa Syailendra. Selain itu banyak pula kesenian tradisonal  yang masih tetap dilestarikan, salah satunya Tari Babalu. 

Tari Babalu merupakan sebuah tarian khas Kabupaten Batang yang jarang diketahui oleh masyarakat luas. Tarian ini sudah ada sebelum para penjajah masuk ke kota Batang. Adapun Tari Babalu mulai ditelusuri jejaknya pada sekitar awal tahun 1998, ketika para penggiat budaya di kota Batang mencari informasi tentang tarian tradisonal.Dan pada sekitar tahun 2000 para penggiat budaya tersebut kemudian memperkenalkan kepada masyarakat. 

Pada saat itu Batang sangatlah subur dan makmur, karena pada saat itu mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani. Namun ketikan penjajah memasuki kota Batang, keadaan menjadi berbalik dan banyak masyarakat yang diperbudak dan disiksa. 

Tari Babalu diciptakan sebagai alat strategi untuk menipu penjajah dengan cara menari. Tarian ini digunakan sebagai alat untuk serangan. Tari Babalu menceritakan sebuah perjuangan masyarakat Batang yang melawan penjajah dengan cara yang baik untuk mengelabui musuhnya. 

Tari Babalu biasanya dilakukan secara berkelompok, dibawakan oleh penari wanita yang berperan sebagai prajurit, dijaga siaga dan disajikan dengan minuman. 

Tari Babalu mempunyai kekhasan sendiri, dengan peluit yang harus ditiup menandakan dimulainya dan berakhirnya pertunjukan.Menurut orang terdahulu, kata Babalu berarti aba-aba. Dalam gerakan Tari Babalu terdapat unsur gerakan perang serta jurus-jurus. Kostum penari Babalu terdiri dari kacamatahitam, kaos kaki, dan kupluk muncir. 

Sejarah tari Babalu menunjukan bahwa hal tersebut erat kaitannya dengan perlawanan masyarakat Batang terhadap penjajah, namun sayangnya banyak masyarakat luas yang kurang familiar dengan tarian tersebut. 

Bahkan, sebagian masyarakat Batang masih belum mengenal tarian daerahnya.  Oleh karena itu, tari Babalu harus dikenalkan kepada msyarakat luas, khususnya generasi muda, agar Babalu tidak ketinggalan zaman dan dapat lebih mencintai kota Batang. 

Berbagai tarian kecil juga diharapkan menjadi populer. Sangat disayangkan budaya unik setiap daerah hilang, sehingga Indonesia bisa mengadopsi budaya tersebut dan menunjukkan pamornya

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke Pekalongan Media.com, kantor berita Pekalongan. Silahkan tinggalkan komentar anda terkait artikel maupun berita yang baru saja dibaca. Redaksi kami menerima kiriman berita, artikel atau informasi lainnya. Silahkan hubungi kontak kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

iklan pekalongan media